Cara Presentasi
1.
Perkenalan
singkat
Jangan habiskan waktu di awal untuk mengenalkan diri Anda, sangat tidak efektif. Jika Anda menjadi pembicara yang diundang oleh pihak lain, biarkan mereka yang mengenalkan siapa Anda sebelum mulai presentasi. Jika tidak, perkenalkan diri Anda secara singkat dalam sebuah slide, tak perlu berpanjang-panjang menjelaskannya.
Jangan habiskan waktu di awal untuk mengenalkan diri Anda, sangat tidak efektif. Jika Anda menjadi pembicara yang diundang oleh pihak lain, biarkan mereka yang mengenalkan siapa Anda sebelum mulai presentasi. Jika tidak, perkenalkan diri Anda secara singkat dalam sebuah slide, tak perlu berpanjang-panjang menjelaskannya.
2.
Jangan
gunakan lelucon
Beberapa orang mungkin berpendapat bahwa mengatakan lelucon di awal presentasi bisa menghangatkan suasana dan membuat Anda lebih dekat dengan pendengar. Ini adalah teori yang sudah kuno. Melontarkan lelucon di awal presentasi adalah tanda bahwa Anda tidak yakin dan gugup. Pendengar bisa jadi tak sabaran jika Anda berlama-lama dengan lelucon yang tak ingin mereka dengar.
Beberapa orang mungkin berpendapat bahwa mengatakan lelucon di awal presentasi bisa menghangatkan suasana dan membuat Anda lebih dekat dengan pendengar. Ini adalah teori yang sudah kuno. Melontarkan lelucon di awal presentasi adalah tanda bahwa Anda tidak yakin dan gugup. Pendengar bisa jadi tak sabaran jika Anda berlama-lama dengan lelucon yang tak ingin mereka dengar.
3.
Jangan
mulai dengan informasi latar
Biasanya presentasi akan dibuka dengan informasi latar. Misalkan “Perusahaan kami telah berpengalaman selama 150 tahun dalam bidang retail.” Pembukaan semacam ini tampaknya ideal, tapi masalahnya, tak ada orang yang peduli dengan informasi latar. Jika Anda presentasi di depan kolega atau atasan, maka mereka pasti sudah hafal dengan informasi tersebut. Mulai dengan fakta yang penting dan bisa memancing keingintahuan mereka.
Biasanya presentasi akan dibuka dengan informasi latar. Misalkan “Perusahaan kami telah berpengalaman selama 150 tahun dalam bidang retail.” Pembukaan semacam ini tampaknya ideal, tapi masalahnya, tak ada orang yang peduli dengan informasi latar. Jika Anda presentasi di depan kolega atau atasan, maka mereka pasti sudah hafal dengan informasi tersebut. Mulai dengan fakta yang penting dan bisa memancing keingintahuan mereka.
4.
Pancing
rasa ingin tahu mereka
Untuk membuat pendengar fokus pada apa yang akan Anda katakan, pertama Anda harus bisa memancing rasa ingin tahu mereka. Pertama, jangan buka dengan slide bertuliskan “John Doe, ahli keuangan” yang diikuti dengan penjelasan “Hai semuanya, saya John Doe dan saya telah bekerja sebagai ahli keuangan selama 15 tahun.”. Sebagai gantinya, tunjukkan slide dengan tulisan “Rp 1.000.000.000″ ini akan memancing perhatian pendengar Anda. Kemudian jelaskan dengan “Ya, satu miliar rupiah. Itulah jumlah uang yang sudah dihambur-hamburkan oleh setiap perusahaan setiap tahunnya. Namun, saya bisa mengajukan sebuah cara agar kita tak mengalami kerugian lagi.” Dibandingkan pembukaan pertama tadi, tentu pendengar akan lebih tertarik jika Anda melakukan pembukaan yang kedua bukan?
Untuk membuat pendengar fokus pada apa yang akan Anda katakan, pertama Anda harus bisa memancing rasa ingin tahu mereka. Pertama, jangan buka dengan slide bertuliskan “John Doe, ahli keuangan” yang diikuti dengan penjelasan “Hai semuanya, saya John Doe dan saya telah bekerja sebagai ahli keuangan selama 15 tahun.”. Sebagai gantinya, tunjukkan slide dengan tulisan “Rp 1.000.000.000″ ini akan memancing perhatian pendengar Anda. Kemudian jelaskan dengan “Ya, satu miliar rupiah. Itulah jumlah uang yang sudah dihambur-hamburkan oleh setiap perusahaan setiap tahunnya. Namun, saya bisa mengajukan sebuah cara agar kita tak mengalami kerugian lagi.” Dibandingkan pembukaan pertama tadi, tentu pendengar akan lebih tertarik jika Anda melakukan pembukaan yang kedua bukan?
Hal-Hal yang penting dalam
Presentasi
1. Belajar Menatap Lawan Bicara Grogi saat
menatap lawan bicara?
Perasaan kurang nyaman aja
jika kita menatap langsung mata dari lawan bicara kita. Tapi itu bisa
dihilangkan kok, dengan terus berlatih untuk menatap mata lawan bicara setiap
kita berinteraksi dengan orang lain, pasti nanti akan terbiasa dan akan membuat
kita lebih percaya diri jika berbicara di depan mata orang banyak.
2. Kuasai
Pertanyaan Sebelum Presentasi Loh? Darimana kita bisa tau pertanyaan orang,
kalo presentasinya aja belom dimulai? Mungkin
agak aneh, tapi jika kita teliti slide atau power point yang akan kita
presentasikan pasti secara gak sadar kita akan bertanya-tanya, ini maksudnya
apa? Nah, disitu bisa kita bisa simpulkan kemungkinan besar hal yang ditanyakan
adalah hal yang kita lihat itu. Jadi carilah jawaban dari materi yang sekiranya
akan ditanyakan itu, kuasai materi tersebut, dijamin pasti sobat semua akan was
wes wos deh saat menjawab pertanyaan.
3. Berikan Point
Point-nya Saja dari Materi Yang Akan Kita Presentasikan Dengan memberikan
point-point pentingnya saja pada slide atau power point yang akan kita
presentasikan akan lebih memudahkan kita untuk berbicara panjang lebar, tanpa
harus membaca isi slide. Maksudnya, misalkan kita memberikan materi tentang
tumbuhan, kita tulis saja pada slide dengan isi. Tumbuhan 1. Daun 2. Batang 3.
Akar Nah dengan slide yang berisi point-point tersebut, maka kita bisa dengan
bebas sesuai dengan bahasa yang sesuai dengan pikirian kita untuk
mendeskripsikan tentang daun, batang dan akar.
Sebuah gambar berisi ribuan kata. Ya ungkapan tersebut
memang benar, dengan menyisipkan sebuah gambar pada slide atau power point
kita, kita bisa mendeskripsikan banyak kata dari gambar tersebut. Selain itu,
gambar dan video juga membuat orang yang memperhatikan presentasi kita lebih
tertarik untuk mengikuti apa yang anda bicarakan dibandingkan jika anda hanya
menyisipkan tulisan-tulisan saja pada presentasi yang anda bawakan.
Dari semua tips yang ane
kasih diatas yang paling penting adalah percaya
diri. Percuma kalo sobat ngelakuin hal yang ane sebutin di atas tapi sobat
gak percaya diri. Dijamin pasti gak berhasil presentasinya. Sekian dulu tips
dan trik Cara Presentasi Yang Baik dan Berbicara Di Depan Orang Banyak, semoga
bermanfaat.
Hal penting yang juga harus
diperhatikan dalam presentasi :
Teknik
dan pendekatan yang tepat, sebagaimana sepuluh kiat di bawah, Anda bisa mengubah
topik akademik yang paling membosankan menjadi penyajian yang menarik,
bermakna, dan aplikatif.
1. Mulai dari
pondasi, tentukan poin terpenting
Ini
kesalahan umum dalam menyajikan topik akademik. Banyak orang cenderung untuk
menggunakan jargon rumit saat presentasi. Kita tahu, itu terjadi hanya karena
mereka ingin dinilai tampak intelektual, kredibel, atau canggih. Sebutlah
contoh, fenomena Vicky Prasetyo dengan berbagai ungkapannya
yang terkenal: “kontroversi hati, konspirasi kemakmuran, dan labil ekonomi”.
Tapi
berlawanan dari harapan semula, itu semua hanya membuat topik makin sulit
dimengerti. Sekali lagi, presentasi adalah untuk kepentingan audiens. Sehingga
Anda harus bisa menjawab, “Apa yang pendengar inginkan dari presentasi Anda?”
Pada dasarnya, setiap audien mencari jawaban atas tiga hal ini:
“Siapa
peduli?”
“Memang
kenapa?”
“Apa
manfaatnya untukku?”
Sebelum
Anda menyajikan presentasi akademik, pastikan sudah menentukan satu pesan
terpenting untuk Anda bagikan. Berfokuslah pada gagasan utama itu, lalu sajikan
dengan skema dan alur yang
mudah dicerna.
Dengan begitu, Anda telah membantu audiens untuk mudah memahami esensi
presentasi dan menjadikannya mudah melekat dalam ingatan mereka.
2. Gunakan sesedikit mungkin teks
dan kurangi penggunaan angka
Saya
selalu merekomendasikan penggunaan pesan visual daripada teks ketika kita
memberikan presentasi. Saran ini terutama berlaku untuk topik
akademik, karena ada godaan besar untuk memasukkan (terlalu) banyak kata,
angka, istilah, atau kode-kode akademis dalam satu slide.
Tahukah
Anda, untuk apa itu semua? Ternyata, hanya untuk menyajikan informasi. Mungkin
pendekatan seperti itu, bisa cocok untuk pidato. Tapi dalam presentasi
akademik, yang lebih Anda inginkan ialah menerjemahkan kata-kata dan angka
akademis dalam bentuk visual yang bermakna.
Terlepas
dari subjek apa pun yang dibahas, slide memang digunakan untuk melibatkan
audiens dengan kekuatan visual: gambar yang jelas, penuh warna, kesederhanaan
grafik, dan tabel informatif.
Slide presentasi bukanlah teleprompter untuk pembicara.
Bahkan
jika Anda temukan, audien berstatus mahasiswa S-3 sekalipun pastilah seperti
manusia lainnya: ia suka pesan-visual!
3. Hilangkan luberan
informasi yang berlebihan
Entah
Anda menyajikan data, kata-kata, grafik, atau menyajikan angka, aturan mendasar tetaplah KISS
–Keep It Short and Simple – Pertahankan tetap ringkas dan sederhana. Audiens
tidak dapat menyerap begitu banyak informasi dalam satu waktu seketika. Sebagai
gantinya, bagilah isi presentasi Anda ke dalam tiga poin utama, yang Anda ingin
supaya pendengar memproses dan mengingat-ingatnya. Batasi penggunaan diagram
Anda dalam maksimal 5 komponen terpenting saja.
4. Gunakan isyarat non-verbal
Presenter
yang berpengalaman paham bahwa cara menyajikan sesuatu lebih penting daripada
apa yang disajikan. Termasuk dalam penyajian materi akademik. Selain
menggunakan alat bantu visual, libatkan pula indera audiens. Manfaatkanlah
kontak mata, variasikan nada suara Anda, buat ekspresi wajah yang tepat dan
isyarat tubuh yang alami, dan sajikan presentasi dengan penuh energi dan
keyakinan yang kuat. Dalam banyak kejadian, ini lebih penting daripada
kata-kata yang Anda ucapkan. Selama isyarat non verbal ini tidak mengganggu
atau berlebihan, audiens akan tetap tertarik dan benar-benar percaya apa yang
Anda katakan.
5. Kenali audiens Anda
Sebelum
Anda tampil, penting untuk mengenal audiens dan memahami gaya belajar
audiens serta tingkat pengetahuannya atas informasi yang akan disajikan.
Kebanyakan panduan presentasi merekomendasikan agar menyampaikan gambaran besar
lebih dahulu sebelum membahas rinciannya. Tapi bagi beberapa orang, ia bisa
belajar cepat justru dengan cara yang berlawanan.
Ada
contoh kesalahan akademisi profesional dalam upayanya membangun hubungan dekat.
Di awal presentasi ia tiba-tiba bergerak ke tengah-tengah kerumunan pendengar,
tanpa memperkenalkan diri dan menjelaskan alasan mengapa ia perlu berpindah ke
sana. Seperti yang mudah diduga, sebagian besar pendengar merasa tidak nyaman
dengan hal itu.
6. Libatkan audiens Anda
Sangat
penting untuk memeriksa apakah audiens memahami pesan Anda di setiap kurun
waktu tertentu. Anda perlu cerdas mengatur waktu untuk memanfaatkan metode
diskusi, guna mengukur aspek kepahaman dan kemahiran audiens. Dan, karena
terutama menyajikan topik akademik, sangat mendesak untuk melibatkan
partisipasi audiens dalam ragam metode pembelajaran, daripada hanya mengajak
berbicara dengan mereka.
7. Gunakan humor, kejutan, dan
contoh-contoh praktis
Hanya
karena topik akademik umumnya serius dan komplek, tidak berarti Anda tidak
boleh menyajikan presentasi pelajaran dengan cara-cara yang lebih menarik.
Gunakan variasi metode pembelajaran, untuk menjaga ketertarikan audiens. Lontarkan humor
yang cerdas.
Berikan kejutan. Atau, bergeraklah secara leluasa di antara pendengar Anda.
Semua ini, perlu Anda kerjakan ketika Anda membutuhkan audiens Anda untuk
benar-benar fokus pada topik yang sedang dihadapi.
8. Latihan, latihan, latihan
Benar
kata pepatah “Latihan membuat sempurna. Dan, lebih tepat lagi, “Latihan yang sempurna, makin membuat sempurna”. Mahir berpresentasi adalah sebuah
kompetensi. Dan, ia hadir karena pengulangan dan pelatihan yang tepat. Anda perlu
berlatih melontarkan lelucon atau bercerita beberapa kali, hingga menjadi
begitu alami, hingga Anda tidak perlu lagi berpatokan pada naskah. Anda juga
perlu melatih diri untuk mampu menjalin keakraban dengan audiens, secepat
mungkin.
Kiat berikut, patut Anda praktikkan! Cobalah merekam presentasi Anda, sebagai bahan untuk membuat penilaian yang realistis.
Kiat berikut, patut Anda praktikkan! Cobalah merekam presentasi Anda, sebagai bahan untuk membuat penilaian yang realistis.
9. Akhiri presentasi Anda dengan
ringkasan
Untuk
menancapkan dampak presentasi, tutup penyajian
presentasi dengan
kejelasan kesimpulan. Ketika audiens meninggalkan ruangan, buatlah agar mereka
mengantongi pemahaman yang jelas: tentang pesan penting Anda, atau apa yang
harus mereka lakukan. Di dalam slide presentasi penutupan Anda, gunakan kalimat
singkat, huruf besar, mudah dibaca, dan grafis yang sesuai.
10. Jangan jadikan slide
presentasi Anda sebagai handout (makalah)
Tujuan
utama dari presentasi akademik adalah untuk menyajikan sebuah ide. Dan itu
bukan tentang kertas dokumen yang dibaca peserta. Oleh karena itu, slide
presentasi Anda harus lebih menarik secara visual dan lebih mendukung penyajian
gagasan. Pastikan Anda mencetak handout secara terpisah.
Buat handout berisikan uraian poin-poin penting, bisa juga berbentuk
narasi, dan ingat untuk memasukkan pesan visual kepada pembaca.
Begitu
Anda menerapkan 10 tips di atas, Anda bisa mengatasi kendala ketertarikan dan
keterlibatan audiens. Sebagai gantinya, Anda mampu menyajikan presentasi
akademik secara lebih menarik.
0 komentar
Posting Komentar